tag:blogger.com,1999:blog-17288244245786836122024-03-14T00:00:06.835+07:00ALAM KEHIDUPANDalam Naungan Alamhttp://www.blogger.com/profile/15645400758244647914noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-1728824424578683612.post-8281956418761792932011-01-25T14:32:00.001+07:002011-01-26T15:09:27.300+07:00<b style="color: red;"><span style="font-size: large;">CINTA ITU BUTA ?</span></b><br />
<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: red;"><span style="color: black;"> <span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"> <span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Kita pernah mendengar ungkapan </span></span></span></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"><b style="color: red;"><span style="color: black;">"</span></b><b><span style="color: black;">Cinta itu Buta</span></b><b style="color: black;"> ". </b></span><span style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;">Lalu timbul pertanyaan</span></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"> apa iya ? cinta itu buta atau hanya ketidaktahuan / kebodohan kita dalam memaknai arti cinta itu sendiri. Jika dikaitkan dengan ungkapan </span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">" C</b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">erita</span><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> I</b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">ndah</span><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> N</b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">an</span><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> T</b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">etap</span><b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> A</b><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">da</span><b> "</b></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"> atau <b style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Karunia terbesar dari Tuhan adalah </b></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"><b>cinta </b><b>?</b></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"> </span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;">semua jadi nampak ironi</span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;">s karena disatu sisi tampak ketidakjelasan</span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: small;"> tapi disisi lain tampak sesuatu yang bermakna. Apalagi jika dikaitkan dengan agama maka jadi nampak ngawur dan bodoh, kenapa ? karena ungkapan tersebut membuat Tuhan sebagai pencipta dan pengusa alam raya jadi hilang maknanya karena tidak tahu kepada siapa karunia-Nya harus diberikan dan seolah Tuhan sendiri harus meraba dalam kegelapan alam semesta agar cinta itu sampai kepada makhluk ciptaan-Nya. Aneh bukan....? </span></div>Dalam Naungan Alamhttp://www.blogger.com/profile/15645400758244647914noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1728824424578683612.post-24787430658507046742011-01-12T16:04:00.000+07:002011-01-12T16:04:57.699+07:00Guru Abadi<div style="text-align: justify;">Alam dan semua bagiannya merupakan <b><span style="color: black;">satu kesatuan utuh</span></b><span style="color: black;"> yang berjalan sesuai degan alur dan aturan telah ditetapkan,maka jika salah satu bagian keluar dari ketentuannya akan berakibat pada ketidakseimbangan alam itu sendiri seperti bencana alam</span> . Manusia sebagai pokok utama harus mau mengerti dan memahami alam dalam usahanya meningkatkan kehidupan. Dengan belajar dan memahami alam itu sediri manusia dapat memetik ilmu dan hasilnya kembali kepada manusia dan alam itu sendiri, sebagai contoh : Belajar pada lebah,bagaimana mereka memanfaatkan tanaman bunga guna kehiupannya tapi tidak merusak kehidupan bunga itu sendiri bahkan satu dan lain saling memberi manfaat dalam kelangsungan hidupnya, yakni menjaga dan melestarikan satu dan lainnya, dari generasi kegenerasi. Jika manusiapun berlaku demikian maka harmoni alam akan berjalan dan alangkah indahnya kehidupan in.</div>Dalam Naungan Alamhttp://www.blogger.com/profile/15645400758244647914noreply@blogger.com0